Seputar Teknologi World

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Sunday, February 24, 2019

INILOH!!! Aplikasi Terkini Untuk Membantu Para Petani



AcceptechnoHARA, perusahaan pertukaran data (data exchange) berbasis blockchain, mendapat kesempatan tampil sebagai finalis untuk acara Blockshow Oscar Europe 2018. Sebelumnya, HARA terpilih sebagai pemenang pilihan favorit pengunjung pada acara Blockshow Oscar di Roma, Italia. 

HARA menjadi satu-satunya proyek Blockchain Asia yang masuk ke dalam Top 8 Startups berbasis blockchain dalam acara yang paling bergengsi di Eropa akhir bulan Mei ini.


Blockshow Europe 2018 disorot sebagai acara internasional terbesar yang menampilkan perkembangan solusi blockchain yang inovatif. Pergelaran acara di Berlin ini menampilkan lebih dari 80 pembicara internasional dan menghadirkan lebih dari 3,000 pengunjung internasional dari beragam industri yang berbeda.



HARA menampilkan penerapan platform pertukaran data terdesentralisasi (decentralized data-exchange platform), merujuk permasalahan pada ketersediaan informasi yang masih asimetris, dimana penetrasi internet diperkirakan meningkat 60%, sedangkan sebagian besar informasi dan dokumen publik berbentuk konvensional atau offline.

Hasil penelitian McKinsey Research tahun 2015, menyatakan bahwa sekitar 30% dari produksi pertanian dan makanan terbuang sia-sia karena kurangnya informasi dan terjadi kerugian sekitar US$ 940 miliar setiap tahunnya.



“Kami mulai dengan sektor pangan untuk mengimplementasikan sebuah pertukaran data agar data terbaru dapat diakses semua orang. Kami belajar bahwa ini hanya mungkin jika kami menyediakan insentif untuk berbagi data bagi semua pemberi data, termasuk petani” kata CEO HARA Regi Wahyu dalam keterangan, kemarin.


HARA menghadirkan solusi inovatif untuk mengatasi akar permasalahan dari transparansi, ketersediaan, dan kegunaan data. Tim HARA yang terdiri dari ahli teknologi dan pelaku sosial telah membangun, mengembangkan, dan mengumpulkan data dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia dalam dua tahun terakhir.


Terdapat empat pemangku kepentingan untuk menciptakan ekosistem yang berkelanjutan, Keempat tiang kepentingan terdiri dari: 


  1. Penyedian data (data provider) yang berbagi data mereka di HARA
  2. Pembeli data (data buyer) yang membutuhkan data untuk proses pengambilan keputusan
  3. Kualifier data (data qualifier) yang menilai data
  4. Layanan bernilai tambah atau added value yang mengubah data menjadi informasi rujukan dan laporan. Siklus dalam Platform HARA ini dapat memberi insentif kepada penyedia data dengan berbagi 80% hasil yang diperoleh dari data yang mereka bagi didalam platform.


Tidak berhenti di Eropa, HARA juga menjejakan dan mengenalkan solusi inovatif dengan menjadi satu-satunya proyek blockchain Asia yang diundang menjadi pembicara dalam acara Climate Smart Agriculture (CSA) Summit yang bertempat di Kenya. Berbagi pengalaman tentang bagaimana ekosistem HARA telah meningkatkan penghidupan petani di Indonesia.


“Kami percaya dengan menerapkan teknologi blockchain dapat menciptakan solusi inovatif dalam ekosistem HARA, sekaligus memastikan adanya transaksi yang transparan dan dapat dilacak oleh semua orang. Tujuan HARA adalah untuk memberdayakan miliaran orang, kita tidak dapat melakukannya sendiri, diperlukan adanya kolaborasi,” jelasnya.


CSA Summit menyatukan 300 perwakilan di level-menengah ke atas dari badan-badan PBB, investor, pemerintah, LSM, dan mitra sektor swasta untuk mengeksplorasi implementasi dan inovasi terbaik untuk CSA di Afrika sebagai pondasi untuk proyek di masa mendatang.

Bergerak melalui ketersediaan data dan dimulai dari sektor pangan dan pertanian, HARA menyediakan informasi terkait rantai pasok makanan dengan menghubungkan semua data dan melibatkan para pemain di sektor pangan dan pertanian, tidak terkecuali dari masyarakat.


Aplikasi HARA sudah di gunakan dan di implementasikan di 



  1. Kabupaten Bojonegoro, Jawa TImur, Indonesia.
  2. Lampung
  3. Merauke
Seperti apa cara kerja dan kecanggihan teknologi ini? Simak wawancara dengan Regi Wahyu, CEO Dattabot berikut ini.

Data apa aja yang dihasilkan aplikasi HARA ini?

Ada tiga faktor yang kita lihat di situ melalui aplikasi ini (HARA), pertama adalah lahan, petani, dan riwayat lahan. Sebenarnya dalam proses pertanian itu yang penting adalah riwayat lahan.

Kita juga menggunakan sensor untuk mendapatkan data mulai dari jenis tanah, temperatur tanah, cuaca di daerah tersebut karena kita butuh kalibrasi dengan data satelit, termasuk angin untuk mendapatkan data lingkungan sekitar. 

Data satelit dibagi dua, pertama adalah data cuaca. Bagaimana kita bisa membuat segmentasi dan prediksi cuaca sekecil mungkin sehingga lebih presisi. Kedua, data mengetahui gambar lokasi untuk melihat beberapa hal salah satunya adalah mengenai penyebaran fotosintesis atau klorofil, penyebaran hama di daerah tertentu, irigasi dan lain sebagainya. Jadi berbagai data itu yang kita gunakan untuk proses analisis. 

Siapa yang bisa memanfaatkan aplikasi HARA ini?

Sejauh ini masih digunakan oleh staff officer dari perusahaan perkebunan dan pertanian serta Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Sementara di level petani masih sangat sulit untuk masalah literasinya. Karena literasi di Indonesia untuk petani masih sangat rendah. Jadi kita bekerja sama dengan PPL dan staf officer untuk menggunakan aplikasi ini dan memberikan masukan kepada para petani. Teknologi yang kita kembangkan ini bisa mempermudah bagi orang lapangan. 

Harapannya ke depan untuk pengembangan HARA?

Ke depannya, untuk HARA, kami akan melakukan pengembangan interkoneksi data. Semakin banyak data terkoneksi akan semakin pintar mesinnya sehingga semakin bisa dirasakan pengguna. Sekarang ini kita akuisisi sebanyak mungkin data kemudian kita akan membuat mesin ini semakin pintar mengenali masing-masing karateristik lahan karena semua daerah di Indonesia tidak bisa kita samakan. Fase berikutnya adalah memberikan rekomendasi kepada petani dengan tingkat akurasi maksimal.

Mimpi kita adalah bisa memetakan semua lahan di Indonesia, Asia Tenggara dan semua negara di wilayah euator (khatulistiwa), Afrika, Amerika Selatan. Ternyata aplikasi ini bisa juga digunakan untuk negara-negara sub tropis.




--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Silahkan share dan komen artikel ini untuk terus mendapatkan informasi, berita, update seputar teknologi dari acceptechno.

2 comments:

Silahkan Tinggalkan Komentar anda disini :)

Post Top Ad

Your Ad Spot